Mapay Rental Outdoor sewa tenda camping dan alat mendaki berkualitas dan lengkap dengan tarif sudah per trip jadi dijamin murah, bisa dikirim/COD

5 Tips Mendaki Gunung Saat New Normal

Pandemi yang melanda dunia pada akhir tahun 2019 berdampak cukup besar terhadap kegiatan alam bebas seperti mendaki gunung. Setelah beberapa bulan ditutup, kini beberapa jalur pendakian telah dibuka dengan menerapkan protokol new normal.
Mendaki gunung di masa sekarang mungkin tidak akan sama dengan sebelumnya, ada beberapa hal tambahan yang harus diperhatikan. Agar dapat melakukan pendakian dengan tetap menjaga tubuh tetap sehat secara bersamaan, ada beberapa tips yang dapat diterpkan untuk mendaki gunung saat new normal, seperti:

1. Mengikuti Protokol Kesehatan
Kita harus mengutamakan kesehatan diri sendiri dan orang lain, hal tersebut bisa dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan seperti menggunakan masker saat mendaki, menghindari kontak fisik dengan pendaki lain dan selalu mencuci tangan.

2. Kelompok Pendakian Kecil
Ada beberapa jalur pendakian yang telah mengurangi kuota pendaki dari jumlah sebelumnya, alangkah lebih baik melakukan pendakian dengan kelompok kecil.

3. Perlengkapan Sendiri
Pandemi virus bisa menyebar lewat benda-benda yang terpapar oleh virus tersebut, oleh sebab itu dianjurkan untuk tidak saling meminjam perlengkapan pribadi.

4. Menjaga Jarak
Beberapa kawasan juga telah menerapkan peraturan kapasitas tenda yang harus diisi, sepeti tenda kapasita 4 yang hanya boleh diisi 2 orang saja.

5. Kondisi Kesehatan Tubuh
Mendaki gunung membutuhkan persiapan yang tidak sedikit. Selain perlengkapan yang harus dibawa, kondisi kesehatan juga hal yang harus diperhatikan. Karena virus ini juga bisa dipengaruhi oleh daya tahan tubuh.

Share:

5 Tips Memilih Tempat Untuk Mendirikan Tenda

Berkemah adalah sebuah kegiatan rekreasi di luar ruangan. Kegiatan ini umumnya dilakukan untuk beristirahat dari ramainya perkotaan atau dari keramaian secara umum untuk menikmati keindahan alam.
Berkemah biasanya dilakukan dengan menginap di lokasi perkemahan dengan menggunakan tenda. Agar kegiatan berkemah menjadi lebih aman dan nyaman ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat mendirikan tenda diantaranya:

1. Permukaan Tanah
Pilih tempat yang datar dan rata untuk membuat kenyamanan saat tidur. Pastikan tempat mendirikan tenda tidak miring dan bukan jalur aliran air saat hujan.

2. Yang Ada Di Atas
Hindari mendirikan tenda di samping tebing karena beresiko terkena jatuhan bebatuan dan pastikan tidak mendirikan tenda di bawah batang pohon yang telah mati.

3. Luas Tempat
Pastikan luas tempat mendirikan tenda sesuai dengan kapasitas tenda dan untuk keperluan memasak dan menyimpan perlengkapan lain.

4. Tempat Teduh
Supaya kegiatan berkemah saat siang hari menjadi nyaman carilah tempat yang rindang dengan pepohonan yang segar dan tidak terlalu tinggi.

5. Ruang Pribadi
Untuk mendapatkan suasana yang tenang dan privasi bisa dilakukan dengan menjaga jarak mendirikan tenda dengan kelompok lain.
Share:

5 Tumbuhan Liar Di Hutan Yang Bisa Dikonsumsi

Saat sedang melakukan kegiatan di alam bebas ada kemungkinan yang tidak diinginkan bisa terjadi seperti tersesat atau kehabisan bahan makanan. Dalam kondisi tersebut tidak perlu panik karena alam telah menyediakan begitu banyak sumber makanan, beberapa tumbuhan yang bisa menjadi sumber makanan diantaranya:

1. Murbei
Buah murbei adalah buah majemuk dengan panjang 2-3 cm. Biasa berwarna merah saat muda dan ungu tua saat masak. Buah ini biasa hidup di daerah panas sedang dan subtropis, seperti di hutan Asia, Afrika dan Amerika.

2. Cantigi
Tumbuhan in masih berkerabat dengan blueberry, cranberry, bilberry dan huckelberry. Cantigi gunung bisa kamu temukan banyak tumbuh di Pulau Jawa di ketinggian di atas 1.000 mdpl. Daun cantigi gunung bisa dimakan sebagai lalapan. Buahnya berwarna kehitaman dan punya rasa yang enak dan manis. Terakhir, batangnya biasa dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai arang.

3. Pohpohan
Pohpohan biasa hidup di daerah ketinggian, tepatnya di ketinggian 700 sampai 1.750 mdpl. Itu sebabnya kamu akan menemukannya di jalur pendakian. Daun ini bisa langsung dikonsumsi. Masyarakat Sunda pun biasa mengonsumsinya sebagai lalapan. Daun pohpohan punya rasa unik dan wangi khas. Daun ini pun berkhasiat untuk meredakan nyeri otot.

4. Semanggi
Daun semanggi bisa dimakan. Semanggi termasuk tumbuhan paku air yang biasa ditemukan di pematang sawah atau kaki gunung. Kamu bisa memasaknya layaknya sayur. Bahkan, di Surabaya semanggi biasa dijadikan pecel.

5. Rane
Daun rane bisa kamu temukan dengan warna hijau. Namun, kadangkala ada yang berwarna merah atau kebiru-biruan. Kamu bisa memilih rane berwarna hijau untuk dikonsumsi. Namun, sebaiknya kamu rebus dulu.
Share:

5 Ciri Tumbuhan Di Hutan Yang Tidak Aman Dikonsumsi

Saat sedang melakukan kegiatan di alam bebas ada kemungkinan yang tidak diinginkan bisa terjadi seperti tersesat atau kehabisan bahan makanan.
Dalam kondisi tersebut tidak perlu panik karena alam telah menyediakan begitu banyak sumber makanan, tetapi dari sekian banyak ada beberapa tumbuhan yang tidak aman untuk dikonsumsi dengan ciri-ciri:

1. Tumbuhan berbulu
Organ pencernaan manusia tidak bisa mencerna tumbuhan berbulu, dampak jika memakan tumbuhan berbulu adalah organ pencernaan akan mengalami iritasi.

2. Tumbuhan berbau menyengat atau tidak enak
Tumbuhan ini selain menyerang penciuman juga dapat mengakibatkan gangguan terhadap tubuh seperti pusing dan mual.

3. Tumbuhan berwarna mencolok
Di dalam hutan tumbuhan yang beracun memiliki warna yang mencolok dibandingkan tumbuhan di sekitarnya.

4. Tumbuhan bergetah
Getah di batang, daun, akar, buah serta biji adalah bagian-bagian yang biasa menyimpan racun. Dengan menggosok bagian tumbuhan tersebut ke kulit, seseorang bisa merasakan apakah ada reaksi gatal muncul dan hal itu bisa jadi pertanda kehadiran racun.

5. Tumbuhan berlendir
Share:

5 Brand Outdoor Indonesia (Part 4)

1. Co-Trek
Co-trek Adventure merupakan Perusahaan yang bergerak dalam bidang perlengkapan olahraga Outdoor. Didirikan di Bandung pada bulan September 2011. Co-trek Adventure nama panjangnya. Merk ini sudah familiar di gunung-gunung Indonesia. Bisa setara atau bersanding dengan Arei untuk ukuran harga. Merk ini memproduksi keril, tenda dan peralatan daki gunung lainnya. Untuk merk ini sudah lengkap sepaket untuk mendaki gunung karena tenda, keril dan jaket sudah diproduksi oleh merek ini.

2. Seven Summits
Seven Summits selain nama tujuh gunung juga merupakan nama merek outdoor lokal yang barangnya sudah ada di toko-toko outdoor di kota-kota besar seperti di Jakarta, Jogja,  Malang dan di kota lainnya. Barang outdoor yang utama dari brand ini adalah tas/keril walaupun doi membuat selain tas/keril tapi yang mudah diingat karena tas kerilnya. Untuk harga tas/keril ini lumayan terjangkau masih setara harganya dengan merek Redman atau pun saudaranya Gravell. Pokoknya harga terjangkau di bawah merek-merek yang sudah tersohor. Untuk situsnya belum nampak di Facebook atau pun di medsos lainnya.

3. Torch
Torch berinovasi memproduksi tas traveling serta berbagai perlengkapan lainnya dengan desain fungsional, stylish dan eksklusif. Produk tas Torch memiliki berbagai keunggulan baik dalam hal desain maupun kualitas. Desainer Torch merupakan orang-orang ahli di bidang desain produk dalam menghasilkan item yang eksklusif dan inovatif. Selain itu, kualitas bahan tas Torch terkenal dengan kekuatan bahan dan jahitannya yang menjadikan produk ini awet dan tahan lama. Sebagai sobat para petualang dalam melakukan eksplorasi budaya ke seluruh penjuru dunia; Torch memberikan tantangan baru dalam dunia petualangan. Torch menantang SobaTorch untuk lebih mengenal kekayaan alam serta budayanya.  Tak hanya semata melakukan perjalanan tetapi juga menelusuri budaya serta menemukan hal-hal baru.

4. Trekking
Merek ini berasal dari Cibaduyut Bandung. Cibaduyut terkenal dengan apanya coba? Yup benar terkenal dengan alas kakinya. Brand ini terkenal berkat sepatunya tapi mereka pun merambah ke alat-alat outdoor selain sepatu lho seperti tas/keril, jaket dsb.

5. Harrell
Harrel merek outdoor berasal dari Bandung. Mereka menjual barang berupa tas dan pakaian. Mereka menjual melalui website facebook dan merek barang dari Harrell sudah ada di toko-toko outdoor juga.
Share:

5 Brand Outdoor Indonesia (Part 3)

1. Arei
Berawal dari sebuah pemikiran, ide dan mimpi serta keyakinan memberikan yang terbaik untuk alam dan negeri, Arei pun lahir menjadi sebuah kekuatan baru dalam industri tas khususnya tas untuk para penggiat alam. Di tahun 2005, Billy Andrias , Founder dari Arei menginginkan sebuah produk yang sangat menunjang berbagai kegiatan para penggiat alam maupun yang berkegiatan di alam luar. Hingga saat ini, kami masih berkarya untuk memberikan segala kemampuan terbaik agar menjadi salah satu kekuatan industri tas indonesia.

2. Forester
Forester merupakan merek lokal asal Bandung di bawah naungan perusahaan Blessindo Cipta Mandiri yaitu sebuah perusahaan manufaktur tas dan alat outdoor yang didirikan pada tahun 2004. Mereka memproduksi tas/keril, setelah berkembang mereka mengembangkan lagi ke peralatan outdoor lainnya. Untuk detailnya toko outdoor ini berada di Cimahi, Bandung Barat,  Jawa Barat.

3. Mahameru
Mahameru merek perlengkapan outdoor berasal dari Bandung. Mereka memproduksi tas, pakaian, sleeping bag dll. Kami mendapati merek ini di store Kawani pula. Mahameru mempunyai store di Cihampelas Bandung dan di Rawamangun Jakarta.

4. Klettern
Klettern Outdoor Gear Shop adalah toko yang berspesialisasi dalam penjualan peralatan untuk penghasut aktivitas luar ruangan. Berangkat dari hobi berpetualang dan mendaki gunung, maka kami mencoba menggagas sebuah ide untuk mengatasi masalah klasik yaitu sulitnya mendapatkan peralatan dan banyak aktivitas luar ruangan dari produk-produk asing yang sulit dimiliki oleh sesama pecinta aktivitas luar, timbullah ide untuk membuat sebuah toko yang menyediakan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan di luar ruangan dan belajar untuk menjadi distributor untuk produk outdoor.

5. Dhaulagiri
Dhaulagiri Adventure Life nama panjangnya. Merek outdoor ini berasal Jakarta. Ia mempunyai toko utama di Jakarta tapi produknya ada di toko-toko outdoor terkemuka. Mereka memproduksi tenda, tas, perlengkapan makan, perlengkapan kemah dll. Peralatan pendakian yang wajib seperti tenda, keril, jaket, peralatan dan alat-alat masak sudah punya merk sendiri.

Share:

5 Brand Outdoor Luar Negeri (Part 3)

1. Lafuma
Tiga bersaudara Lafuma – Victor, Alfred dan Gabriel – mendirikan Lafuma pada tahun 1930 Lafuma awalnya hanya memproduksi ransel. Lafuma adalah sebuah perusahaan yang berasal dari Prancis yang mengkhususkan untuk peralatan pakaian outdoor, seperti ransel, sleeping bag, dan alas kaki. Mereka juga menawarkan berbagai macam peralatan lainnya, Lafuma Group lainnya adalah Eider, Le Chameau, Millet dan Oxbow.

2. Rei
Rei adalah perusahaan ritel swasta dari Amerika,mereka memproduksi dan menjual peralatan outdoor yang cukup lengkap, di antaranya berupa jaket,sepatu,aksesoris dan peralatan luar ruangan lainya, sampai saat ini perusahaan Rei telah menjadi salah satu perusahaan dengan pendapatan terbesar di banding rival outdoor equipment lain.

3. Marmot
Marmot adalah perusahaan pakaian dan peralatan luar ruangan yang bertempat di Grand Junction, California. dan di dirikan pada tahun 1974 oleh Tom Boyce dan dua teman mahasiswa Universitas Of California bernama David Huntley dan Eric Reynolds.awalnya produk marmot di buat untuk kepentingan pembuatan film documenter dari National Geographic, dan pada akhirnya berkonsisten untuk tetap memproduksi peralatan luar ruangan dan hingga saat ini di distribusikan dan bagian dari Jarden Corporation yang berbasis di Rohnert Park, California.

4. Low Alpine
Lowe Alpine adalah produsen peralatan outdoor dan pemasok yang berasal dari Colorado dan sekarang menjadi perusahaan internasional.Perusahaan ini dimiliki oleh Equip terbuka yaitu Teknologi Holdings Ltd,Merek ini dibuat oleh pendaki Greg Lowe pada tahun 1967.Lowe Alpine sangat inovatif dalam memproduksi peralatan outdoornya, dan sampai saat ini Lowe Alpine telah memproduksi dan mendistribusikan produknya ke berbagai Negara di Eropa.

5. Patagonia
Patagonia,Inc adalah perusahaan pakaian Ventura yang berbasis di California, Perusahaan ini didirikan oleh Yvon Chouinard pada tahun 1973.mereka lebih memfokuskan untuk memproduksi pakaian luar ruangan untuk segmen menengah dan mendistribusikannya ke luar Amerika.
Share:

5 Brand Outdoor Luar Negeri (Part 2)

1. Osprey
Sejak tahun 70-an silam, Osprey sudah dikenal sebagai penyedia peralatan naik gunung yang bagus. Berbagai produk, mulai dari tas, jaket, dan sepatu gunung bisa kamu dapatkan dari merk asal Amerika ini. Namun, produk andalannya adalah tas yang punya daya tahan bagus untuk dibawa ke segala medan. Osprey,Inc adalah perusahaan yang berbasis di Colorado yang membuat ransel dan perlengkapan perjalanan lain.Mike Pfotenhauer dan Diane Wren mendirikan perusahaan ini pada tahun 1974. Osprey adalah salah satu yang pertama membuat Air contact pada ransel mereka pada tahun 1976,dan pada tahun 2005 Osprey menciptakan tipe baru dari ransel hip belt yaitu cetakan yang sesuai dengan bentuk tubuh si pemakai.

2. Jack Wolfskin
Merk yang satu ini memang sudah cukup digandrungi di tanah Eropa sejak tahun 80-an silam. Bukan karena kualitasnya, Jack Wolfskin juga terkenal karena desainnya yang sangat keren. Jack Wolfskin adalah perusahaan pakaian Outdoor yang berasal dari Jerman yang didirikan pada tahun 1981.dan sampai saat ini Jack Wolfskin menjadi pemasok peralatan Outdoor terbesar di Eropa.Produk Jack Wolfskin diantaranya pakaian gunung dan liburan, alaskaki, ransel, sleepingbag, dan tenda.Brand Jack Wolfskin populer tidak hanya di kalangan pejalan kaki dan pendaki gunung, tetapi sebagian besar dipakai untuk life style.

3. Columbia
Columbia Sportswear Company adalah perusahaan Amerika Serikat yang memproduksi dan mendistribusikan pakaian luar dan pakaian olahraga.Perusahaan ini didirikan pada tahun 1938 oleh Paul Lamfrom.Perusahaan ini berkantor pusat di Cedar Mill, Oregon, Washington County, Oregon, di wilayah metropolitan Portland dekat Beaverton.Columbia Sportswear juga memproduksi alas kaki, tutup kepala, peralatan berkemah, skiwear, dan aksesoris pakaian luar. Pada tahun 2001, itu adalah penjual Amerika terbesar pakaian ski.

4. Gregory
Gregory adalah perusahaan peralatan outdoor yang di dirikan oleh Wayne Gregory Pada tahun 1977, mereka menciptakan peralatan Hiking seperti sepatu,tas,dan lainya. saat ini kantor pusat global Gregory berada di Black Diamond,Inc di Salt Lake City,Utah.anak cabang penjualan dan pemasaran di Asia berada di Yokohama,Jepang.Penjualan dan pemasaran operasi Eropa berbasis di kantor Black Diamond Eropa yang berada di Basel,Swiss.

5. Mammut
Mammut adalah perusahaan yang berpusat di Swiss dan telah memproduksi peralatan outdoor lebih dari lima dekade, produk mammut sangat lengkap, mulai dari jaket, sleepingbag, sepatu, tali, dan aksesoris olah raga lainya,hingga saat ini mammut telah membuka cabangnya di berbagai Negara, di antaranya di Jerman, Norwegia, Jepang, Korea, Cina dan Amerika Serikat.
Share:

5 Brand Outdoor Luar Negeri (Part1)

1. Deuter
Deuter adalah merk Jerman berupa ransel untuk kegiatan mendaki gunung, trekking, olahraga salju dan lain-lain. Ini dimulai pada tahun 1898 di Augsburg. Deuter – diucapkan “Doy-ter” – memiliki pengalaman lebih dari 100 tahun dalam bisnis ransel. Dari sisi teknologi, Deuter jadi merk yang paling maju yang diaplikasikan ke semua produknya. Kamu bisa dapat tas carier, tenda, dan sepatu. Deuter yang berarti ventilasi, pada tahun 1984 memperkenalkan backsystem Aircomfort, yang telah merevolusi pasaran produk “hiking”.Sekarang Deuter telah meragamkam produknya dengan produk asesoris kegiatan outdoor seperti sleeping bag, water tank, dan lain-lain.

2. The North Face
Tahun 1966, dua pendaki gunung mendapati sebuah tebing yang sulit dipanjat. Tebing tersebut berada di sisi bumi bagian utara. Hal itulah yang menginspirasi merk The North Face yang kamu kenal sekarang. The North Face sekarang sudah semakin mudah ditemukan dan lini produk yang semakin lengkap. The Nort Face adalah salah satu produsen peralatan luar ruangan terlengkap dan terbesar di dunia, perusahaan ini di dirikan pada tahun 1966 di San Francisco California oleh Douglas Tompkins dan Kenneth.nama ini di ambil dari pegunungan di belahan bumi utara paling sulit di panjat. Logo The North Face merupakan interpretasi dari Half Dome, sebuah tebing granit besar di Taman Nasional Yosemite.dan saat ini The North Face sepenuhnya dimiliki VF Corporation yang berbasis di San Leandro, California.

3. Karrimor
Karrimor adalah sebuah merek produk outdoor buatan Inggris berupa ransel, sepatu, sendal dan pakaian. Didirikan pada tahun 1946 oleh Charles dan Maria Parsons dengan Grace Davies yang hanya bermodal jahitan tangan. Mereka menjual produk mereka di toko yang bernama Lancashire. Karrimor melanjutkan untuk membangun reputasi internasional untuk produk outdoor dengan dibeli pada tahun 1999 oleh kelompok rekreasi Afrika Selatan bernama Holdings Cullinan. Di Indonesia sekarang produk ini agak sulit dicari tetapi permintaan akan produk ini masih cukup banyak. Oleh karena itu Karrimor bisa dibilang agak “mahal” dibanding produk lainnya karena kelangkaannya tersebut.

4. Black Diamond
Tahun 50-an silam, merk Black Diamond hanya sebagai perusahaan rumahan yang memproduksi perlengkapan aktivitas outdoor. Namun, mereka menjelma jadi sebuah perusahan besar yang dikenal di berbagai negara Asia, Eropa, dan Amerika. Kamu bisa mendapatkan sepatu gunung, jaket, dan juga tas carrier. Black Diamond adalah sebuah perusahaan yang awalnya memproduksi peralatan Climbing dan Sky, yang pada akhirnya mereka melengkapi produksinya ke peralatan mendaki gunung, seperti Tas,jaket,alaskaki dan lainya,Perusahaan ini berdiri pada tahun 1957, berawal dari produksi rumahan dan sampai saat ini telah menjadi perusahaan alat outdor besar yang berpusat di tiga benua, yaitu Amerika, Eropa,dan Asia.

5. Berghaus
Biarpun didirikan di Sunderland, Inggris, merk ini pakai bahasa Jerman karena pembuat dari produk-produk mereka dijual di sebuah toko yang nermana Berghaus. Berghaus pun sudah mudah ditemukan sekarang. Berghaus telah mendistribusikan produknya ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia, Perusahaan ini didirikan pada tahun 1966 oleh Pendaki Gunung bernama Peter Lockey dan Gordon Davison, dulunya perusahaan ini di jalankan oleh LD Mountain Centre, dan pada tahun 1972 mereka mulai merancang dan manufaktur produk-produk mereka sendiri untuk dijual di toko mereka dengan memakai nama ‘Berghaus’ yang merupakan terjemahan harfiah dari ‘rumah gunung ‘ dalam bahasa Jerman.
Share:

5 Brand Outdoor Indonesia (Part 2)

1. Merapi Mountain
Merapi Mountain didirikan oleh Hendri Agustin dan Tejasari pada tanggal 10 Desember 2012 dengan produk pertamanya adalah tenda dengan nick name Half Moon 2. Dengan mengusung konsep tenda berkwalitas dengan harga terjangkau mereka maju bersaing dengan merek-merek lokal dan import yang sudah lama merajai pasar industri outdoor di tanah air. Merapi bukan hanya nama gunung di Jogjakarta, akan tetapi ada dua gunung lain di Indonesia yang bernama sama, yaitu di Sumatera Barat ada gunung bernama Gunung Marapi (dialek lokal dari Merapi) dan satu gunung lagi yang berada dalam ruang lingkup pegunungan Hyang Argopuro juga benama Gunung Merapi. Selain itu Merapi Mountain terjemahan ke bahasa Indonesia adalah Pegunungan Merapi, bukan Gunung Merapi karena terjemahan kata Gunung Merapi Ke bahasa Inggris adalah Mount Merapi. Selain itu pemilihan nama Merapi Mountain adalah karena hampir 90% pegunungan di Indonesia adalah pegunungan berapi dan hal itu juga yang menginspirasi asal lahirnya nama brand Merapi Mountain bukan Mount Merapi. Produk dari brand Merapi Mountain saat ini terfokus pada Tenda, Sleeping bag dan aksesoris pembantu lainnya. Seiring dengan perkembangannya nanti bukan tidak mungkin kami akan memproduksi berbagai kebutuhan para pendaki gunung dan traveler dimana saja berada. Selain fokus pada peralatan pendakian dan kegiatan alam bebas lainnya, kami juga memproduksi beberapa perlengkapan untuk para traveler dan city backpacker yang akan mempermudah mereka dalam menikmati perjalanan traveling mereka di kota-kota dunia.

2. Avtech
Avtech sebelumnya bernama Gelarwangi. Avtech kepanjangannya Adventure technology berdomisili di Jakarta dan didirikan pada tahun 1996 oleh Yudhi Kurniawan. Produk-produk dari Avtech terkenal dengan inovasi menarik yang dihadirkannya. Hingga saat ini produk peralatan outdoor dari Avtech sudah tersebar di lebih dari 100 kota di Indonesia. Produknya menjadi favorit banyak pecinta alam di Indonesia maupun luar negeri, tidak lain karena kualitas terbaik yang diberikannya.

3. Alpina
Paidjan Adriyanto mendirikan Alpina pada 1 Agustus 1985, yakni sebuah merek dagang perlengkapan dan pakaian outdoor asal kota kembang, Bandung. Alpina terkenal akan tasnya yang banyak digunakan anak-anak era 90an. Dalam mendirikan Alpina, awalnya Yanto melihat peluang dari perlengkapan dan pakaian outdoor tersebut. Ia pun lantas membuka workshop di kawasan Cisitu, Dago. Sebelum membuat Alpina, Yanto adalah seorang pegawai sebuah pelopor penyedia perlengkapan mendaki gunung bernama Jayagiri. Namun karena Jayagiri saat itu sibuk dan fokus mengerjakan proyek dari Kementerian Pertahanan, ide-ide yang dimiliki Yanto tak bisa terserap dengan baik. Akhirnya, Yanto mengundurkan diri dan membuat merek Alpina. Nama Alpina bukanlah hasil contekan dari brand mobil luar negeri, tapi adalah sebuah singkatan yakni Alam Pegunungan Indonesia (Alpina). Ini karena Yanto sejak dulu adalah pecinta alam dan terlahir di keluarga yang dekat dengan alam. Setelah memproduksi tas, Yanto melakukan pemasaran seorang diri. Ia berkeliling dari toko ke toko untuk menawarkan tas hasil buatannya. Ia bahkan memasarkan ke wilayah Jawa Tengah seperti Semarang, kemudian Yogyakarta, Malang dan Surabaya, kemudian Jakarta dan sekitarnya. Hal ini dilakukan agar Alpina bisa terkenal di pasaran. Produk Alpina kemudian booming di era 90an hingga sempat tergilas krisis moneter tahun 1997-1998. Memang, saat itu periode 1990an Alpina tak memiliki pesaing berat dan Alpina juga memiliki jaringan pemasaran yang luas di seluruh Indonesia. Namun saat krisis melanda pada era 1997-1998, produksi Alpina turun. Toko-tokonya berguguran, agar lebih efisien Alpina memang mengurangi produksi barang. Dan kini tersisa satu showroom di Bandung. Kini, Alpina mulai kembali ke peredaran pakaian untuk pecinta alam untuk para pelanggan setianya.

4. Claw
Claw Feel Free merupakan ‘brand outdoor’ tanah air yang sudah berdiri sejak tahun 1999. ‘Brand’ asal Semarang, Jawa Tengah ini memulai bisnis dari berjualan sepatu panjat. Owner Claw Feel Free, Suban Aziz menceritakan, bahwa alasannya memulai bisnis karena ingin memberikan kesempatan pada pemanjat pemula memiliki sepatu panjat. Sepatu panjat, kata Suban, pada masa itu terbilang mahal dan tidak terjangkau bagi para pendaki pemula. Maka dari itu dirinya membuat ‘home made’ sepatu panjat. Aan, sapaannya melanjutkan, visinya membumikan ‘Claw’ di kalangan pendaki pemula saat itu terbilang berhasil. Karena, banyak Atlet pemanjat yang diantarkan berkarir hingga internasional dengan sepatu produksinya. Lanjut Suban, dengan keberhasilannya dalam memasarkan sepatu panjat, ‘Claw’ pun berhasil mengembangkan produk. Dengan kesuksesan yang saat ini sudah ia dapat, Aan menjelaskan dirinya masih tetap bertahan dengan konsep ‘home made’ dan enggan membuka toko. Padahal, akunya, saat ini ‘Claw’ sudah menjadi penyuplai barang ke toko ‘outdoor’ di banyak wilayah Indonesia. Bahkan sempat menjadi produsen untuk toko ‘outdoor’ di Singapura.

5. Gravell
Gravell merupakan merek peralatan outdoor lokal buatan Indonesia dengan tiga cabang yang tersebar di Bandung, Semarang, dan Yogyakarta. Memiliki produk tas gunung kuat, desain nggak norak, dan harga sangat terjangkau, merek tersebut dibikin oleh Tomi Sugianto yang memiliki hobi hiking.  Saat ini merek ini memproduksi tas daypack dan tas keril. Tas yang terkenal dan terfavorit dari gravell yaitu keril Sangkareang. Merek ini tersebar di toko-toko outdoor wilayah Jakarta dan kota-kota lainnya.


Share:

5 Brand Outdoor Indonesia (Part 1)

1. Eiger
EIGER diluncurkan pertama kali pada tahun 1989 sebagai produk untuk memenuhi berbagai kebutuhan perlengkapan dan peralatan bagi gaya hidup para penggiat alam terbuka. Nama EIGER sendiri terinspirasi dari Gunung Eiger berketinggian 3.970 mdpl dan menjadi “gunung tersulit didaki” ke-3 di dunia yang terletak di Bernese Alps, Swiss. Kini, EIGER menyediakan tiga kategori produk utama, yaitu Mountaineering Series hadir untuk perjalanan eksplorasi para petualang di gunung; ekspedisi, pendakian, hiking, atau trail running. Jauh dan beratnya medan menjadi tolak ukur produk perlengkapan outdoor kami untuk menyesuaikan dengan setiap detil aktivitas yang dilakukan di gunung. Jangan ragu untuk menjelajah alam bebas karena peralatan outdoor mountaineering kami akan membuat aman dan nyaman di setiap petualangan. Riding series melalui kolaborasi bersama berbagai petualang hebat dalam aktivitas riding, Eiger Adventure Ride Series hadir untuk menjadi partner sejatimu dalam berkendara dengan roda dua dengan berbagai perlengkapan touring dan riding. Berkendaralah menelusuri dunia petualangan yang sebenarnya. Jadikan aspal dan tanah menjadi area jelajah petualangan riding terbaik dengan Eiger Adventure Riding Series, serta Authentic 1989 yang diinspirasi dari gaya klasik para pencinta kegiatan petualangan alam terbuka yang diwujudkan dalam desain yang kasual dan stylish.  Mengacu pada landasan visi dan misinya, EIGER tidak hanya memberikan kontribusi pada kegiatan luar ruang, namun turut memberikan perhatian yang besar terhadap kelestarian lingkungan demi mewujudkan misi yang meliputi aspek Education, Inspiration, Greenlife, Expedition, dan Responsibility. Hingga saat ini, EIGER telah memiliki jaringan distribusi di seluruh Indonesia dan akan terus memperluas jangkauannya hingga ke mancanegara.

2. Consina
Brand Consina lahir pada 1994 di tangan Disyon Toba. Berawal dari kecintaanya mendaki dan passionnya yang juga berwirausaha Disyon mulai melirik usaha brand alat outdoor. Pada awalnya Consina hanya memproduksi tas carrier. Merek ini banyak bermain di produk carrier. Mereka menyediakan carrier dengan beragam bentuk dan ukuran. Menariknya, harganya cukup miring. Tas carrier Consina dikenal punya strap sternum kokoh, hydration system yang tangguh, serta air circulation back system. Sistem ini membuat pundak tidak berkeringat, meski menggendongnya dalam waktu yang relatif lama. Saat pertama launching tas perdananya Consina terkenal akan tas yang kuat dan mempunyai jahitan yang rapih. Selain itu “value for money” pada Consina juga sangat tinggi. Hal yang tidak dimiliki oleh brand sekelas Eiger tentunya. Kini Consina tak hanya memproduksi tas, namun juga merambah ke berbagai jenis termasuk lifestyle. Dan tetap keunggulan yang dipertahankan oleh Consina adalah value for money yang sangat tinggi. Hingga tak heran jika penggemar produk Consina adalah remaja kuliahan sampai dewasa.

3. Boogie
Boogie adalah merek terdaftar yang dimiliki oleh PT Boogie Advindo, dan Boogie.id adalah toko online resmi yang melayani penjualan seluruh produk bermerk Boogie. PT. Boogie Advindo merupakan perusahaan swasta nasional yang didirikan pada tahun 1991, bergerak pada bidang industri dan perdagangan peralatan dan perlengkapan kegiatan alam bebas. Pada tahun 1996 PT. Boogie Advindo mulai mengembangkan bidang usahanya menjadi industri dan perdagangan peralatan dan perlengkapan penanggulangan bencana, SAR dan kebutuhan militer. Khusus produk perahu karet dan tenda tiup kami menggunakan bahan utama PVC atau Hypalon dengan kualitas terbaik yang sampai saat ini masih import. Salah satu proses produksi khususnya perakitan, kami menggunakan teknologi weilding yang menghasilkan kualitas lebih baik dan tahan lama. Dalam menjalankan usahanya PT. Boogie Advindo selalu berupaya mengedepankan kepuasan pelanggan dengan memberikan kualitas dan pelayanan terbaik.

4. Cozmeed
Nama COZMEED berawal dari sebuah kalimat “CAUSE WE ARE MEET” (Karena kita bertemu) maknanya adalah dari setiap pertemuan atau perjalanan kita akan menemukan sebuah hal baru, orang-orang baru, dan segudang pemikiran baru, Filosofi seorang petualang. Hal ini pula lah yang mendasari COZMEED mengangkat tagline “LIFE TIME BROTHERHOOD” Kami berharap antara kami dan pengguna COZMEED (Cozmeeder) memiliki ikatan yang dekat dan kuat melalui persaudaraan yang akan terus berlanjut sampai kapanpun. Cozmeed hadir dalam berbagai pilihan gear outdoor terbaru. Mountain Series, hadir untuk kamu petualang dalam kegiatan eksplorasi petualangan gunung, pendakian gunung, panjat tebing, hiking, dan trail running. Travel Series, hadir sebagai partner Perjalanan wisatamu dengan berjalan, berkendara, dan bersepedamu menjelajahi setiap destinasi wisata. Lifestyle, hadir sebagai kolaborasi antara gaya dan teknologi untuk mendukung aktivitas petualanganmu. Tentunya, untuk memaksimalkan segala aktivitas outdoormu, Cozmeed hadir dengan berbagai peralatan Outdoor berkualitas agar petualanganmu semakin nyaman dan aman. Jadi jangan ragu untuk memilih Cozmeed Gear sebagai teman petualanganmu dan sebagai penunjang aktivitas outdoormu agar semakin berkualitas.

5. Jayagiri
Pada tahun 1978 kami memelopori produksi tas ransel dan kantong tidur di Indonesia di bawah merek legendaris kami di antara setiap penggemar olahraga luar ruangan Jayagiri. Proses trial and error sangat penting bagi kami. Kami berusaha keras untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan kami hingga kami menemukan teknik profesional dalam pembuatan ransel berkualitas tinggi dan berkinerja tinggi. Itulah sebabnya kami menjangkau hampir 90% pasar ransel di Indonesia. Setelah Jayagiri menjadi merek mapan di pasar olahraga luar ruang, kami memutuskan untuk mengisi kekurangan dengan memproduksi tas yang lebih modis. Pada tahun 1985 kami meluncurkan Dody sebagai merek kami yang mewakili pasar yang lebih muda. Pada tahun 1986 kami memutuskan untuk secara bertahap membubarkan nama merek Jayagiri karena itu sudah menjadi merek ransel terkenal di Indonesia. Alasannya adalah untuk menciptakan citra merek yang lebih kuat dan untuk membuat positioning merek yang lebih mudah untuk pasar internasional. Dan pada tahun itu kami memindahkan pabrik kami ke kawasan industri di Leuigajah - Cimahi. Kami memulai ekspor pertama kami pada tahun 1983 ke Malaysia. Karena sama dengan produk bermerek terkemuka di dunia, Prancis, Jerman, Belanda, Jepang, AS diproduksi oleh kami.
Share:

5 Film Tentang Pendakian (Part 2)

1. Sherpa (2015)
Sherpa adalah film dokumenter 2015 oleh pembuat film Australia Jennifer Peedom. Difilmkan selama longsoran es Gunung Everest 2014. Sherpa berfokus pada Phurba Tashi, seorang Sherpa yang telah membuat 21 pendakian Gunung Everest dan memimpin tim untuk perusahaan ekspedisi Selandia Baru Russell Brice, Himex. Istri dan keluarga Tashi di Khumjung tidak ingin dia terus mempertaruhkan nyawanya demi uang. Film ini mengeksplorasi beberapa budaya Sherpa dan hubungan spiritual mereka dengan gunung, serta kerja keras dan risiko yang diambil Sherpa dalam membuat beberapa pendakian untuk mengambil peralatan dan pasokan ke atas gunung dan memungkinkan pendakian bagi pendaki asing. Setelah longsoran es membunuh 16 Sherpa, fokus bergeser ke perspektif dan pemahaman yang berbeda dari berbagai kelompok di hari-hari berikutnya. Sherpa mengadakan pertemuan protes dan sebagian besar tidak mau memanjat - beberapa karena menghormati orang mati dan yang lain untuk mendorong kondisi kerja yang lebih baik. Brice percaya bahwa sekelompok kecil Sherpa telah mengancam untuk melukai Sherpa mana pun yang melanjutkan dan karena alasan ini memutuskan untuk membatalkan ekspedisinya, meskipun Tashi mencatat bahwa ia tidak mengetahui adanya ancaman semacam itu. Musim pendakian 2014 dibatalkan dan judul penutup mencatat bahwa Tashi menghormati keinginan keluarganya dan pensiun. Ini juga mencatat bahwa musim 2015 dibatalkan karena longsoran setelah gempa Nepal April 2015. Film ini berisi rekaman arsip Tenzing Norgay dan Edmund Hillary dan termasuk wawancara dengan anak-anak Norgay.
>> Link Download <<

2. Blindsight (2006)
Blindsight adalah film dokumenter 2006 yang disutradarai oleh Lucy Walker dan diproduksi oleh Sybil Robson Orr untuk Robson Entertainment. Ini perdana di Toronto 2006 International Film Festival (TIFF) dalam kategori Real to Reel. Blindsight mengikuti enam remaja Tibet dalam perjalanan mereka untuk mendaki gunung Lhakpa Ri sepanjang 23.000 kaki di bawah bayang-bayang Gunung Everest , sebuah tantangan yang semakin luar biasa dengan kenyataan bahwa para remaja itu buta. Anak-anak kadang-kadang ditakuti oleh orang tua mereka, dihina oleh penduduk desa dan dianggap berdosa oleh pengikut agama Buddha yang taat , dan diyakini dikutuk. Dibantu oleh Sabriye Tenberken - pekerja sosial Jerman buta yang mendirikan sekolah pertama untuk orang buta di Lhasa - para siswa mengundang pendaki gunung buta yang terkenal Erik Weihenmayer untuk mengunjungi sekolah mereka setelah mengetahui tentang pendakiannya ke puncak Everest. Erik tiba di Lhasa dan membantu siswa dan pendidik mereka naik lebih tinggi dari yang pernah mereka alami sebelumnya.
>> Link Download <<

3. Into Thin Air (1997)
Into Thin Air: Death on Everest adalah film televisi bencana Amerika 1997 berdasarkan memoar Jon Krakauer Into Thin Air (1997). Film ini, disutradarai oleh Robert Markowitz dan ditulis oleh Robert J. Avrech , menceritakan kisah bencana Gunung Everest tahun 1996 . Itu disiarkan di American Broadcasting Company pada 9 November 1997. Film ini menggambarkan bencana Gunung Everest tahun 1996 dan peristiwa yang terjadi sebelumnya. Film ini terutama mengikuti Jon Krakauer, penulis buku yang menjadi dasar film ini ( Into Thin Air : A Personal Account of the Everest Disaster (1997) itu juga mengikuti tim pemanjat pemandu puncak Rob Hall dan Scott Fischer . Film dimulai dengan Krakauer memberikan monolog tentang peristiwa-peristiwa tentang bencana. Panduan, Rob Hall (Nat Parker), dan Scott Fischer (Peter Horton) memperkenalkan diri mereka, tim mereka, dan berdiskusi dengan klien bagaimana mereka berniat mencapai puncak dengan tanggal yang ditentukan. Kelompok Hall berisi Doug Hansen, seorang tukang pos dari Seattle, Krakauer, Yasuko Namba, dan beberapa lainnya. Kelompok Fischer berisi sosialita New York, Sandy Pittman, yang akan melakukan apa yang dilakukan Krakauer untuk kelompok Hall, melaporkan dan membawa perhatian. Di base camp, Hall berbicara dengan istrinya yang sedang hamil Jan, di Selandia Baru, tentang nama-nama potensial untuk putri mereka. Kelompok-kelompok perlahan melewati kamp 2, 3, dan 4, dan kemudian memulai pendakian mereka untuk KTT. Namun, di kamp 2, Fischer dipaksa untuk turun kembali, sehingga ia dapat mengambil klien yang sakit, Dale Cruz, turun untuk bantuan. Scott menolak bantuan, dan kembali kelelahan dan kehabisan nafas. Pendakian dimulai dengan baik, dengan kedua kelompok membuat langkah yang stabil. Namun, setelah mencapai bagian bawah langkah Hillary, mereka menyadari bahwa tidak ada tali tetap. Sherpa di sana menyatakan itu adalah pekerjaan dua orang, dan Sherpa lainnya tidak pernah tiba, sebagian besar karena terlalu lelah dan sakit karena menyeret Pittman dan semua alat beratnya ke atas. Pemandu Kegilaan Gunung, Anatoli Boukreev dan Neil Beidelman mengatur tali tetap, tetapi pada saat itu puluhan pendaki telah mencapai anak tangga, dan sekarang selai besar ada di bagian bawah. Krakauer terus naik, dan mencapai puncak dengan Anatoli Boukreev, di mana tak lama kemudian mereka bergabung dengan panduan Konsultan Petualangan Andy Harris. Krakauer mulai turun, tetapi mencapai langkah hanya menemukan kemacetan semakin memburuk, dan dipaksa untuk menunggu keluar. Sementara itu, Hall terpaksa memberi tahu klien Doug Hansen bahwa mereka harus berbalik dan kembali. Hansen menolak, karena dia gagal mencapai puncak tahun sebelumnya, dan dia tahu dia tidak akan mampu membayar upaya ketiga. Hall dan Hansen berdebat sebelum Hall akhirnya menyerah dan mereka melanjutkan, melewatkan waktu penyelesaian Hall jam 14:00. Akhirnya, jalan menuruni tangga dan Harris mulai turun; Sementara itu, Krakauer mulai berhalusinasi karena kekurangan oksigen. Sebelumnya dia telah meminta Harris untuk mengurangi aliran oksigennya, tetapi Harris malah meningkatkannya, dan Krakauer hampir jatuh ke samping, tetapi berhasil menangkap dirinya sendiri. Dia berjalan menuruni tangga dan ke Harris, dan menyadari ada sesuatu yang salah dengan Harris, yang berpikir botol yang benar-benar penuh pada tetes oksigen kosong. Saat ia turun, ia berlari ke Hansen dan Hall, Tak lama setelah jam 3 sore, mayoritas kelompok Hall dan Fischer akhirnya mencapai puncak. Ketika Krakauer melanjutkan turunannya, dia bertemu dengan Scott Fischer, yang benar-benar kelelahan dan menolak untuk berbalik. Tak lama setelah jam 4 sore, Rob Hall dan Doug Hansen akhirnya mencapai puncak, di mana Hall memberi komentar kepada Hansen bahwa badai akan datang. Saat ia terus turun, dan cuaca mulai memburuk, Krakauer berlari ke Beck Weathers, duduk sendirian di salju. Weathers menjalani operasi mata sebelum perjalanan, dan kehilangan penglihatan di matanya saat pendakian puncak. Dia menolak untuk pergi dengan Krakauer, menjelaskan bahwa dia telah berjanji pada Rob Hall bahwa dia akan menunggunya turun. Pada pukul 4:30, Fischer dan Sherpa-nya, Lopsang, akhirnya mencapai puncak di mana Scott merasa sakit dan pingsan. Sekitar 5, Krakauer akhirnya mencapai tenda di kamp 4, di mana dia pergi tidur. Cuaca terus memburuk, dan kemudian, Beidelman, Mike Groom, dan mayoritas klien kedua tim berhenti untuk beristirahat, di mana mereka bertemu dengan Beck Weathers, yang setuju untuk turun bersama mereka. Awan badai dan hujan salju lebat menyebabkan pemandu kehilangan posisi mereka dan tidak tahu ke mana mereka harus pergi. Lebih tinggi di gunung, Hall dan Hansen menyaksikan Scott Fischer diseret oleh mereka, begitu lemah sehingga dia tidak bisa lagi berdiri. Malam tiba, dan Krakauer terbangun di tendanya oleh Sherpa Rob, Angdorjee, yang memberitahunya bahwa badai semakin memburuk, dan bahwa Rob dan sebagian besar klien belum kembali. Pasangan ini berusaha untuk menemukan mereka, tetapi dengan cepat kembali ketika mereka menyadari kondisinya terlalu berbahaya. Sementara itu, Rob berusaha meyakinkan Doug untuk berdiri dan terus turun, tetapi Doug memohon Rob untuk meninggalkannya, memberi tahu Rob bahwa dia akan mati jika dia berusaha menyelamatkannya. Rob menolak untuk meninggalkannya, dan mereka melanjutkan. Scott, menderita edema, berjalan dari sisi gunung, dan hanya diselamatkan ketika Sherpa menariknya kembali dengan tali pendek yang terhubung. Scott kemudian mulai jatuh pingsan, dan radio Lopsang meminta bantuan. Rob terus berjuang bersama Doug. Dalam kegelapan, Rob terpeleset dan jatuh, dan menjadi terpisah dari Doug yang berhalusinasi. Dia kemudian menyaksikan tanpa daya ketika Doug, terlalu jauh untuk membantu, jatuh ke samping sampai mati. Rob kemudian ditemukan oleh Andy, yang berusaha membantunya. Andy kemudian pergi, memberi tahu Rob bahwa dia akan mendapatkan bantuan. Terlepas dari permohonan Rob, Andy terus melanjutkan. Andy menghilang dari pandangan. Rob kemudian mendengarnya berteriak, dan merangkak ke depan untuk menemukan topi Andy terbaring di samping setetes besar, dan berasumsi bahwa Andy telah jatuh ke kematiannya. Rob, yang terkubur di bawah salju, berkomunikasi dengan Krakauer berusaha mendapatkan arahan di mana ia dapat menemukan oksigen. Dia mendapat arahan, tetapi kemudian jatuh lagi, dan mulai mengerang. Botol oksigen kemudian diturunkan menjadi kurang dari dua puluh kaki darinya, tetapi dia tidak melihatnya. Kelompok Beidelman dan Groom hilang tanpa harapan, dan mereka hanya membawa klien yang bisa berjalan bersama mereka, menjatuhkan Yasuko, Beck, Sandy Pittman, dan Charlotte Fox. Scott terus melayang masuk dan keluar dari kesadaran, hanya menggumamkan kata-kata "Aku tak terkalahkan" ke Sherpa-nya, sebelum kembali kehilangan kesadaran. Anatoli Boukreev muncul, dan membantu Charlotte Fox dan Pittman, tetapi tidak bisa mendapatkan klien ketiga. Rob mulai berhalusinasi tentang melihat istrinya Jan, tetapi kemudian membentaknya, untuk menyadari bahwa dia masih terjebak. Dia juga mulai menyadari bahwa tangan dan kakinya menjadi sangat beku, dan dia kesulitan bergerak. Dia kemudian pingsan lagi. sebelum kehilangan kesadaran lagi. Anatoli Boukreev muncul, dan membantu Charlotte Fox dan Pittman, tetapi tidak bisa mendapatkan klien ketiga. Rob mulai berhalusinasi tentang melihat istrinya Jan, tetapi kemudian membentaknya, untuk menyadari bahwa dia masih terjebak. Dia juga mulai menyadari bahwa tangan dan kakinya menjadi sangat beku, dan dia kesulitan bergerak. Dia kemudian pingsan lagi. sebelum kehilangan kesadaran lagi. Anatoli Boukreev muncul, dan membantu Charlotte Fox dan Pittman, tetapi tidak bisa mendapatkan klien ketiga. Rob mulai berhalusinasi tentang melihat istrinya Jan, tetapi kemudian membentaknya, untuk menyadari bahwa dia masih terjebak. Dia juga mulai menyadari bahwa tangan dan kakinya menjadi sangat beku, dan dia kesulitan bergerak. Dia kemudian pingsan lagi. Rob kemudian bangun keesokan paginya, untuk menyadari bahwa dia masih hidup, tetapi nyaris. Dia memanggil radio kamp, ​​yang menempatkannya di radio dengan istrinya Jan. Dia bertanya padanya apakah Sarah akan menjadi nama yang tepat untuk putri mereka, dan dia setuju. Mereka berdua saling memberi tahu bahwa mereka mencintai mereka, dan kemudian Rob mengucapkan selamat tinggal kepada istrinya. Dia meninggal tak lama setelah itu karena hipotermia. Beck Weathers kemudian bangun, entah bagaimana bertahan hidup terkubur di bawah salju tanpa oksigen. Masih buta, dia tersandung kembali ke kemah, di mana dia menerima bantuan. Sementara itu, Anatoli memanjat, dan menemukan mayat Scott Fischer yang sekarang beku. Dia mengucapkan selamat tinggal, dan setelah menarik ransel Fischer di wajahnya, dia pergi. Kembali di base camp, para korban mengenang kembali tentang teman-teman yang telah mereka hilangkan.
>> Link Download <<

4. North Face (2008)
North Face (German: Nordwand) adalahfilm fiksi sejarah Jerman 2008 yang disutradarai oleh Philipp Stölzl dan dibintangi oleh Benno Fürmann, Florian Lukas, Johanna Wokalek, dan Ulrich Tukur. Berdasarkan upaya terkenal 1936 untuk mendaki wajah utara Eiger, film ini adalah tentang dua pendaki Jerman yang terlibat dalam kompetisi untuk mendaki wajah batu paling berbahaya di Pegunungan Alpen. Artikel ini membutuhkan ringkasan plot yang ditingkatkan. (November 2015). Film ini menggambarkan upaya pada tahun 1936 untuk mencapai puncak Eiger melalui wajah utara, wajah Alpine besar terakhir yang tidak ditinggali, oleh dua tim yang bersaing. Pasangan yang lebih menonjol adalah pendaki Jerman Toni Kurz (Fürmann) dan Andi Hinterstoisser (Lukas). Pendakian ini diliput oleh jurnalis pemula fiksi Louise (Wokalek) dan editor sinisnya dari surat kabar Berlin. Toni, Andi dan Louise adalah teman masa kecil dari Berchtesgaden di Bavaria. Bocah-bocah itu telah bergabung dengan tentara Jerman dan merupakan pendaki amatir yang sukses, dan mendengar tim-tim lain berusaha menghadapi wajah utara Eiger, memutuskan untuk bersaing untuk melakukan pendakian. Setelah ditolak cuti dari tentara Jerman (salah mengklaim salah satu dari mereka akan menikah dan yang lainnya adalah Best Man), mereka berhenti dari layanan mereka untuk melakukan upaya. Mereka digambarkan lebih tertarik pada gunung daripada politik. Tim bersaing dari Austria digambarkan sebagai berharap untuk Nazi -mengarahkan penggabungan Austria ke Jerman . Atasan Louise melihat peluang media dan mengirim editornya bersamanya sebagai fotografer untuk meliput pendakian oleh pasangan Jerman. Karena tidak punya uang, Kurz dan Hinterstoisser melakukan perjalanan ke Bernese Alps dengan sepeda dan berbagi tenda, sedangkan pasangan pelapor menginap di hotel mewah di Kleine Scheidegg . Para pendaki Prancis dan Italia yang bersaing menilai kondisi dan memutuskan untuk membatalkan upaya mereka, meninggalkan tim-tim Jerman dan Austria. Begitu kedua pasangan memulai pendakian mereka, para pengamat di bawah menyaksikan para pendaki mempertaruhkan nyawa mereka dalam serangkaian insiden bencana. Tim dipaksa untuk bergabung bersama untuk bertahan hidup dan turun ke tempat yang aman. Kisah pendakian ini mengikuti narasi sejarah bencana pendakian Eiger North Face 1936 yang sebenarnya . Sebuah tim penyelamat mencapai jarak beberapa meter untuk menyelamatkan pendaki terakhir hidup-hidup tetapi sebuah ikatan yang mengikat dua tali pendek bersama-sama tidak dapat melewati carabiner- nya dan Kurz meninggal dalam jangkauan pendengaran Louise. Bingung karena kehilangan sahabat-sahabatnya, terutama Toni, kepada siapa dia terikat secara romantis, dan ditolak oleh sinisme editor, Lousie mengundurkan diri dari pekerjaannya dan film berakhir dengan dia bekerja sebagai fotografer profesional di New York pascaperang.
>> Link Download <<

5. The Eiger Sanction (1972)
The Eiger Sanction adalah film thriller aksi Amerika tahun 1975 yang disutradarai dan dibintangi Clint Eastwood. Berdasarkan novel 1972 The Eiger Sanktion oleh Trevanian, film ini bercerita tentang seorang profesor sejarah seni, pendaki gunung dan mantan pembunuh bayaran yang pernah dipekerjakan oleh agen rahasia pemerintah Amerika Serikat yang diperas untuk kembali ke profesinya yang mematikan dan melakukan satu lagi sanksi. "Eufemisme untuk membunuh. Dia setuju untuk bergabung dengan tim pendakian internasional di Swiss merencanakan pendakianwajah utara Eiger untuk menyelesaikan sanksi kedua untuk membalas pembunuhan seorang teman lama. Film ini diproduksi oleh Robert Daley untuk Eastwood'sMalpaso Company, dengan Richard D. Zanuck dan David Brown sebagai produser eksekutif, dan ikut membintangi George Kennedy, Vonetta McGee dan Jack Cassidy. Fotografi prinsipal dimulai pada 12 Agustus 1974, dan berakhir pada akhir September 1974. Gambar ini difilmkan di lokasi di gunung Eiger dan Zurich di Swiss, di Monumen Valley dan Taman Nasional Zion di Amerika Barat Daya, dan di Carmel -Sea dan Monterey di California. Peralatan khusus dan kamera genggam digunakan untuk merekam urutan pendakian. Eastwood melakukan pendakian dan pengerdilan sendiri dalam kondisi berbahaya. Pendaki Inggris David Knowles yang berusia 26 tahun tewas di Eiger selama produksi. The skor Film disusun oleh John Williams. Profesor seni dan pendaki gunung Jonathan Hemlock ( Clint Eastwood ) adalah pensiunan pembunuh pemerintah yang dipanggil untuk kembali bekerja untuk dua "sanksi," eufemisme untuk pembunuhan yang disetujui secara resmi. Selama karirnya dengan agen rahasia pemerintah bernama "C2," Hemlock mengumpulkan koleksi pribadi 21 lukisan karya langka, dibayar dari sanksi sebelumnya. Direktur C2, Naga ( Thayer David ), adalah seorang albino eks- Nazi yang terbatas pada semi-kegelapan dan tetap hidup dengan transfusi darah . Naga ingin Hemlock membunuh dua orang yang bertanggung jawab atas kematian agen pemerintah lain, nama kode Wormwood. Bersikeras dia sudah pensiun, Hemlock menolak sampai Dragon mengancam untuk mengekspos Hemlock 'IRS . Hemlock setuju, dan melakukan perjalanan ke Zurich, di mana ia melakukan sanksi pertama sebesar $ 20.000, dua kali lipat biaya biasanya (setara dengan $ 104.000 pada tahun 2019), dan sebuah surat yang menjamin tidak ada masalah dari IRS. Sekembalinya dari Eropa, Hemlock bertemu kurir C2 Jemima Brown ( Vonetta McGee ), yang menggoda dia dan, ketika dia tertidur, mencuri uangnya dan surat pembebasan IRS. Dragon setuju untuk mengembalikannya jika Hemlock menyelesaikan sanksi kedua. Hemlock enggan, tetapi setuju ketika dia mengetahui bahwa agen C2 yang terbunuh, Wormwood, sebenarnya adalah teman lamanya Henri Baq. Hemlock adalah mantan Baret Hijau dan dia dan Baq bertugas bersama selama Perang Vietnam , di mana Baq menyelamatkan hidupnya. Dragon setuju untuk membayarnya $ 100.000 (setara dengan $ 518.000 pada tahun 2019) ditambah biaya, dan mengatakan kepadanya bahwa targetnya adalah anggota tim pendakian gunung internasional yang akan segera mencoba pendakian dari sisi utara gunung Eiger di Swiss.. Hemlock akan menjadi anggota tim Amerika, dan harus membunuh salah satu pendaki — Dragon tidak yakin dengan identitas target selain pria yang berjalan dengan pincang. Hemlock melakukan perjalanan ke Arizona untuk berlatih di sebuah sekolah pendakian yang dikelola oleh seorang teman, Ben Bowman ( George Kennedy ), yang mencambuknya kembali ke bentuk semula dengan bantuan seorang wanita Amerika asli yang menarik bernama George (kemudian terungkap sebagai putri Bowman). Hemlock juga bertemu dengan musuh, Miles Mellough ( Jack Cassidy ), mantan sekutu dari militer yang bertahun-tahun sebelumnya telah mengkhianatinya di Asia Tenggara. Mellough entah bagaimana tahu banyak tentang apa yang sedang direncanakan Hemlock. Dia mencoba membunuh Hemlock dengan mempekerjakan George untuk membiusnya, tetapi Hemlock bertahan. Kemudian Hemlock memikat Mellough dan pengawalnya ke padang pasir, menembak pengawal itu, dan meninggalkan Mellough untuk mati di bawah sinar matahari. Hemlock melakukan perjalanan ke Swiss bersama Bowman, "orang darat" atau pengawas pendakian, dan bertemu dengan anggota partai pendakian lainnya di Hotel Bellevue des Alpes di Kleine Scheidegg . Anggota Jerman yang keras kepala dan merendahkan, Karl Freytag ( Reiner Schöne ), menyajikan rute yang diusulkannya ke atas gunung, dan tim setuju bahwa ia akan memimpin partai. Keesokan paginya, para pria memulai pendakian mereka dari wajah utara Eiger, tetapi segera kondisi cuaca menjadi buruk. Pendaki Prancis diserang oleh batu yang jatuh dan kemudian mati. Dengan Hemlock sekarang memimpin, anggota yang selamat mundur ke arah jendela terowongan yang menghubungkan ke stasiun kereta api di dalam gunung, membawa pendaki mati di antara mereka. Pada saat terakhir, Freytag dan Austria, Anderl Meyer (Michael Grimm), jatuh ke kematian mereka. Hemlock diselamatkan, tergantung sendirian beberapa meter dari jendela terowongan. Bowman dan kru penyelamat melewati Eiger ke jendela terowongan, di mana mereka berusaha melemparkan tali ke Hemlock. Hemlock pemberitahuan Bowman pincang, tanda yang mengidentifikasi dirinya sebagai target Hemlock. Hemlock berkata, "Kau pincang, Ben," enggan mempercayai bahwa Bowman akan menyelamatkannya. Bowman melempar talinya, dan Hemlock memasangnya, lalu dengan enggan memotong talinya sendiri. Dia jatuh ke tali Bowman, dan ditarik ke dalam terowongan ke tempat yang aman. Di kereta kembali ke Kleine Scheidegg, Bowman mengakui dia terlibat dengan "sisi lain" bertahun-tahun sebelumnya tetapi mengklaim dia tidak tahu bahwa teman Hemlock akan dibunuh. Bowman menjelaskan bahwa dia telah terlibat dengan Miles Mellough, kepada siapa dia berhutang karena mendapatkan putrinya, George, dari obat terlarang. Kembali ke Kleine Scheidegg, Bowman mendekati Hemlock, mencari untuk memperbaiki hubungannya dengan pembunuh itu. Hemlock menerima panggilan telepon dari Dragon, yang yakin bahwa Hemlock membunuh ketiga pendaki lainnya dengan sengaja untuk memastikan ia membunuh target. Hemlock mengatakan kepada Bowman bahwa C2 percaya target mati di gunung, dan bahwa tidak ada alasan untuk memberi tahu mereka sebaliknya. Setelah Bowman pergi, Jemima Brown bergabung dengan Hemlock dan bertanya-tanya apakah Dragon benar.
>> Link Download <<

Share:

5 Wisata Air Terjun Yang Ada Di Bogor (Part 4)

1. Curug Cilengkong
Curug Cilengkong sebenarnya tidak terlalu jauh dari pemukiman warga, hanya posisinya yang tersembunyi di ujung lembah dan terhalang oleh tebing. Curug ini cocok untuk kamu yang ingin bersantai sambil menikmati secangkir kopi.
Lokasi: Watesjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor.
HTM: -

2. Curug Cikahuripan
Curug Cikahuripan dikelilingi oleh tebing yang lembab membuat nuansa mistis dari Curug ini semakin terasa.
Lokasi: Pancawati, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.
HTM: -

3. Curug Ciherang
Curug Ciherang cocok untuk kamu yang mau berwisata bersama keluarga karena aksesnya yang mudah dan fasilitas yang cocok untuk membawa anak-anak.
Lokasi: Wargajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor.
HTM: Rp 20.000

4. Curug Cipamingkis
Tidak jauh dari Curug Ciherang, Curug Cipamingkis juga salah satu Curug yang Family Friendly.
Lokasi: Wargajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor.
HTM: Rp 10.000

5. Curug Luhur
Curug Luhur juga Curug yang sangat cocok untuk liburan anak-anak, karena di kawasan Curug Luhur juga terdapat permainan untuk anak-anak dan juga kolam renang.
Lokasi: Tenjolaya, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.
HTM: Rp 40.000

Share: